
Ketika kita berbicara tentang kata sejarah maka yang pertama kali terlintas adalah sebuah keharusan untuk menyadari sesuatu kejadian dengan sangat terstruktur dari awal hingga akhir. Memang sedikit membosankan mendengarnya.
Tapi namun ketika teman saya meminta untuk membuatkan atau lebih lengkapnya memaksa untuk menulis sebuah cerita singkat namun sangat panjang tentang sejarah BAKORCAB FOKUSMAKER Kabupaten Sumedang. Ada sebuah dorongan yang terus menarik saya untuk terus menceritakannya.
Namun sebelum berbicara tentang sejarah, ada beberapa hal yang dalam tulisan ini akan coba saya luruskan atau lebih lengkapnya adalah kenalkan.
Akan sangat lucu sekali ketika kita mendengar kata FOKUSMAKER/ focus maker dalam pelafalannya dengan menggunakan bahasa Inggris. Focus maker dapat berarti pembuat fokus atau pusat keinginan jika dalam terjemahan Inggris-Indonesia. Tapi sebenarnya bukan itu maksud yang terkandung dalam kata atau visi dan misi secara lengkapnya. FOKUSMAKER sama halnya dengan kata SD, PNS, TNI dan POLWAN atau singkatan lainnya seperti Hansip dan Satpam.
FOKUSMAKER adalah sebuah kependekan dari Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan. Sedangkan BAKORCAB adalah kependekan dari Badan Koordinasi Cabang dan jika digabungkan, maka kita akan terbiasa mendengarnya atau melafalkannya dengan kata “BAKORCAB FOKUSMAKER Kabupaten Sumedang”. Lalu apa sih FOKUSMAKER?
FOKUSMAKER adalah sebuah tempat setiap mahasiswa yang berkuliah di Sumedang atau yang berkuliah diluar Sumedang namun bertempat tinggal di Sumedang, untuk belajar mengeluarkan seluruh potensi diri setiap anggotanya melalui sebuah komunikasi dengan cara yang ke-mahasiswaan dan pada akhirnya akan mengeluarkan kata karya dan kekaryaan.
Memang lumayan cukup sulit untuk dimengerti namun memang itu yang saya coba lempar kepada seluruh pembaca dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa penasaran yang begitu sangat, sehingga dapat menyiksa anda semua untuk terus mencari apa, bagaimana dan dimana FOKUSMAKER itu.
Kembali lagi ke pokok bahasan kita yaitu tentang sejarah BAKORCAB FOKUSMAKER Kabupaten Sumedang.
Sejarah ini berawal dari sebuah mandat untuk ketua kami pada akhir tahun 2006 supaya menghidupkan kembali atau lebih enaknya membangun kembali FOKUSMAKER kabupaten Sumedang yang lumayan cukup lama tertidur dan cenderung diam karena ditinggalkan. Mandatnya memang sangat sederhana, namun untuk menjalankan mandat tersebut, ketua kami mencoba membangun sebuah conspiracy dengan seorang Teja Suryanata Putra yang pada akhirnya sekarang beliau menjabati sekretaris atau “ibu Organisasi” di FOKUSMAKER kabupaten Sumedang” secara empat mata. Pertemuan dua insan dari Kecamatan Surian tersebut menghasilkan sebuah gagasan brilliant yang pada akhirnya mampu mengahadirkan kepada “dunia persaingan” di Kabupaten Sumedang untuk ikut bangun dan memulai persaingan.
Untuk bisa dikatakan sebagai sebuah forum, anggota atau para punggawanya pun harus lumayan banyak, dan pada saat itulah pencarian seorang “manager pencari bakat” pun dimulai dan terus mencari anggota untuk mengisi kekosongan yang telah lama di tinggalkan dan pada akhirnya pencarian tersebut hinggap tanpa rasa malu kepada saya.
Ada hal yang unik saat sang sekretaris meminta saya bergabung dengan FOKUSMAKER, beliau memintanya dengan sedikit ketidakseriusan tapi sedikit ada aroma pemaksaan dan keharusan, dan sayapun menyikapi dengan tidak serius tentunya pada awalnya. “fei, ikutan gabung di FOKUSMAKER yuk? Inimah organisasi extra kampus fei, tapi anggotanya masih kurang. Ikutan we pokoknamah” dengan bahasa sundanya yang kental. Saya pun mengiyakannya dengan tanpa ada paksaan, karena sayapun merasa ajakan ini adalah langkah awal saya berkarya dan kami semua membangun FOKUSMAKER. Dan kata itu yang terus terngiang hingga detik ini dan menemani langkah perjuangan kami untuk terus berkarya.
Saat itu sekretaris kami hanya dapat mengumpulkan enam orang manusia yang terbaik untuk mau berkarya bersama di FOKUSMAKER. Ke-enam orang tersebut adalah manusia-manusia yang lumayan tidak hanya kuliah saja di kampusnya namun ada banyak aktifitas dan membuta mereka cukup “terkenal” di kampus pada jamannya.
Pertemuan kami yang pertama dengan Ketua FOKUSMAKER adalah setelah sholat ashar dan bertempat di Graha Insun Medal (GIM) kabupaten Sumedang dan pada pertemuan perdana itu lumayan banyak memperbincangkan apa dan bagaimana FOKUSMAKER di Kabupaten Sumedang sebelumnya dan kedepannya.
Tidak semua apa yang ketua paparkan dapat saya cerna dengan pengalaman saya yang sedikit tentang organisasi. Namun saya akan selalu hapal dengan kelima azas FOKUSMAKER yang telah disampaikan pada pertemuan awal itu; Kebangsaan, kerakyatan, moral dan integritas, intelektual dan semangat karya dan kekaryaan, dan jika di terjemahkan dengan penyampaian yang acak-acakan ini akan sangat tidak berarturan pastinya. Dalam pertemuan itu, beliau menyampaikan dan mengharapkan sebuah kata ikhlas dan pengertian untuk selalu konsisten dalam membangun kembali FOKUSMAKER di kabupaten Sumedang. Dan sebagian dari kamipun menyetujuinya dan menyanggupinya.
Setelah pertemuan itu, kami sering berkumpul dan berbincang atau sekedar bercengkrama ringan tentang segala hal dari siapa diri kami masing-masing, kegiatan kami hingga status kami masing-masing. Dan dari perbincangan itupun saya mengenal seorang M. Rohiman, Ricky Noveriawan, Arief R, Kang Aep, Kang Atep dan Ketua kami Kang A. Dadan Setiawan.
Awalnya ada sedikit ketidak-harmonisan dalam organisasi ini, namun memang cukup wajar karena kami tidak saling mengenal satu sama lain pada awalnya. Namun karena kecerdikan ketua kami, rasa yang sedikit tersebut berubah menjadi banyak namun bukan ketidak-harmonisan tapi justru rasa memiliki yang lumayan besar untuk terus memperkenalkan FOKUSMAKER ke khalayak banyak.
Dengan berbekal rasa inilah kamipun membantu sang “manager pencari bakat” untuk mencari anggota lain yang masih tertimbun dalam perut bumi kegelapan untuk menjadi emas yang sesungguhnya. Sedikit tapi mahal. Dan inipun berhasil, ada sekitar lima belas orang yang ikut bergabung. Tapi pada akhirnya kepada seleksi alamlah kami bertaut dan bertanya. Karena hanya orang yang sanggup dan kuatlah pada akhirnya dapat bertahan dalam berbagai tekanan yang terus mengganggu (A. Dadan Setiawan, 2008).
Dalam perjalanan sejarah FOKUSMAKER di Kabupaten Sumedang, kamipun tidak mengalir secara mulus. Kami harus menunggu lumayan cukup lama dari agustus 2006 hingga maret 2007 hanya sekedar mendapatkan surat keputusan dari BAKORDA (Badan Koordinasi Daerah) untuk sebuah konsistensi dan dapat dimengerti secara de facto. Tapi penantian kamipun berbuah hasil yang sangat manis. Surat keputusan inilah yang pada akhirnya memberanikan kami untuk berjalan dan menggerakkan roda organisasi FOKUSMAKER. Dan disaat inilah ada beberapa peristiwa yang akan sedikitnya merubah tahapan perjalanan kami dari tertatih-tatih sehingga dapat berjalan.
“Segala sesuatu itu bergantung dari niat” dan dengan landasan itupun kami pengurus BAKORCAB FOKUSMAKER kabupaten Sumedang saat itu bersama-sama meluruskan niat kami untuk bersama-sama berkarya dan berjuang sesuai dengan apa yang kami perjuangkan.
PEKERCAB I atau kependekan dari pertemuan kerja cabang yang pertama adalah pijakan kami yang pertama dalam menyusun program kerja yang digelar dirumah sekretaris kami dan kemudian menghasilkan beberapa poin penting yang akan mengawal langkah kami. Memang ada sedikit kebingungan dalam merumuskan program kerja malam itu. Namun karena kultur FOKUSMAKER yang selalu mengedepankan kebersamaan, akhirnya PEKERCAB pun telah sukses kami gelar dengan penuh harapan dan program kerja dalam satu tahun kedepan.
Ketika kondisi awal itu, dalam penyusunan program kerja, kami menghadapi dua kondisi yang lumayan complicated namun sangat unik. Internal dan eksternal. Seperti yang telah saya paparkan dalam cerita awal, BAKORCAB FOKUSMAKER kabupaten Sumedang sedang mencoba bangkit dari mati suri saat itu, sehingga dari segi kemampuan, pengalaman maupun jaringan belum teruji untuk melakukan kinerja organisasi secara utuh, dan karena kondisi inilah kamipun menyadari dan sangat sadar bahwa sumber daya yang dimiliki lumayan kurang dari apa yang dibutuhkan dan diharapkan.
Tapi kondisi itu tidak menyurutkan semangat kami untuk terus berkarya dan terus berkarya bersama FOKUSMAKER. Kami justru lebih semangat lagi dalam menambah kuantitas dan kualitas sumber daya kader yang sebelumnya memang diharuskan sebuah peningkatan kapasitas pengurus dan yang pada akhirnya akan menularkan dan menjadikan kader tadi sebagai tulang punggung organisasi.
Ada satu kondisi lagi yang tidak kalah penting dalam membangun dan memberi pengaruh baik atau buruk bagi BAKORCAB FOKUSMAKER kabupaten Sumedang. Kondisi eksternal, dari sisi eksternal ini BAKORCAB FOKUSMAKER periode 2007-2010 telah menghadapi momen-momen “politis” besar seperti MUSDA KNPI 2007, PILKADA 2008 dan sedang menghadapi pemilu legislative ataupun PILPRES 2009 yang mau tidak mau telah dan akan mempengaruhi gerak laju roda organisasi ini baik langsung atau tidak langsung.
Karena memang ada begitu banyak aral yang melintangi jalan BAKORCAB FOKUSMAKER kabupaten Sumedang. Pada awal tahun 2008 kamipun menyelenggarakan kegiatan PAB atau Penerimaan Anggota Baru yang telah memberikan darah segar dalam keletihan kami yang terus menerus menerpa kami di tahun-tahun awal bangkitnya FOKUSMAKER di kabupaten Sumedang.
Dari penambahan anggota baru inipun kami telah sukses menggelar berbagai kegiatan atau telah banyak ikut serta dalam setiap kegiatan yang memang akan memungkinkan bagi BAKORCAB FOKUSMAKER kabupaten Sumedang untuk show of di daerah “kekuasaan” kami (kabupaten Sumedang) kepada organisasi kepemudaan lainnya bahwa kami memang exist di Sumedang ini.
Kegiatan – kegiatan tersebut adalah; Semiloka Master Plan Pariwisata Kabupaten Sumedang; ikut serta sebagai panitia MUSDA KNPI 2007; ikut serta sebagai panitia Launching Fungsionaris Partai GOLKAR; dan telah ikut serta juga dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Partai Politik yang berlambang Pohon Beringin (ada penjelasan lengkap lagi dalam sejarah SOKSI).
Dari hal-hal tersebut diatas memang telah banyak membentuk kami dalam menjalankan laju gerak BAKORCAB FOKUSMAKER kabupaten Sumedang. Kami para pengurus menjadi lebih memahami apa dan bagaimana seharusnya kami bergerak dan bersikap. Dan pada saat tulisan ini sampai kepada anda semua adalah karena sebuah proses yang memang telah kami lalui dari bangun – duduk – berdiri – tertatih-tatih – berjalan dan kemudian berjalan sedikit cepat untuk mengejar apa yang sedang kami perjuangkan dan telah meninggalkan kami.
Selamat merenungi apa yang telah saya ceritakan, mudah-mudahan, ketidakpahaman anda akan mampu menghasilkan kata tanya 5W + 1H mengenai BAKORCAB FOKUSMAKER kabupaten Sumedang.
Maju Terus!! Pantang Mundur!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar